Jumat, 04 Januari 2008

Tentang Seorang Teman & Permainan Tempoe Doloe

Huhuhu, mendadak homesick nih, gara-gara beberapa hari yang lalu ketemu teman-teman lama [temen waktu kecil, jaman SD SMP dulu]. Trus kita reunian sambil cerita-cerita mengenang masa kecil kita saat di kampung dulu, ternyata udah banyak yang berubah ama kita semua, dari segi fisik tentunya, apalagi bentar lagi usia pada menjelang seperempat abad [Argghh…!], tanpa disadari sih, hehe. Tapi dari segi kelakuan masi tetap aja ga berubah-berubah, seperti temen aku yang satu ini, sebut saja namanya OGEK [bukan nama sebenarnya] soalnya kalo ketauan aku ceritain tentang dia di blog ini, aku bisa ditimpuk pake sandal bututnya nan bau itu :p. si ogek ini temen paling jahil, bandel, en bau tengik ! [Peace Gek :p] dari jaman dia masi suka pake kolor doank kalo keluar rumah en kemana-mana, sampe sekarang dia masi hobi ngupil :p [ampun Sobs, jangan ditimpuk donk :p]. lulus SMP dia pindah ke Medan karna ayahnya pindah tugas ke sana. Sejak saat itu dia ga pernah pulang lagi ke kampung. Dan baru idul adha kemarin dia pulang berdua dengan adiknya. Kebetulan masi ada saudaranya yang tinggal di kampung, Katanya dia sempat terheran-heran, melihat suasana kampung yang udah beda banget [ya iyalah, udah 10 tahun masa gitu-gitu ajah, cemana sih lu gek].
Malah dia sempat mikir jangan-jangan dia salah kampung lagi, soalnya banyak tempat-tempat yang dulu yang sering kami jadiin tempat bermain udah ga ada lagi [ga ada lagi atau udah dialih fungsikan??haha ada-ada aja lu gek, dasar gilo]. Iyah, kampung kami emang udah banyak berubah, sekarang udah keliatan agak sesak dan sedikit padat karna udah banyak rumah-rumah baru atau perkantoran yang dibangun, lapangan tempat kami biasa bermain dulu, udah di bangun ruko [rumah toko], rawa-rawa tempat kami menjelajah dan maen ketapel dan mencari buah rumbia juga udah jadi perumahan, pohon-pohon besar tempat kami sering bergelantungan [monyet kali bergelantungan :p] juga udah banyak yang ditebang, Jadi udah ga ada lagi tempat anak-anak untuk bermain, bola kasti, bola kaki, galah asin, atau permainan-permaianan tradisional lainnya. Sejalan dengan itu juga, anak-anak kecil di kampung kami udah ga ada lagi yang kenal ama permaianan-permaianan tersebut. Mereka lebih mengenal PS ketimbang patok lele. “beruntung kalilah aku yang pernah merasakan gimana serunya maen galah asin, bola kasti dan patok lele, berkeringat-keringat, dekil, dan bau tak apalah yang penting hepi” seru si ogek, “halah gek, itu cuma karna jaman kau kecil tak ada itu yang nama na SEGA ama Play Station, coba aja kalo sudah ada, patok ayam pun kau tak kenal :p” [pake logat medan].

Tapi emang seru banget maen permaianan tradisional waktu kecil dulu, keringatan, dekil, bau tak jadi soal yang penting maen terus ama teman-teman. Teriak-teriak, kejar-kejaran, pokoke seru deh. Oh ya, aku mo coba tulis tentang permainan-permainan yang perna kami mainkan waktu dulu, walopun agak lupa-lupa ingat juga gimana cara bermainnya, mungkin diantara kalian pernah memainkannya juga, OKeh, Lets see…!!

1. Bola Kasti [ala bakom*]
Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang anggotanya minimal 4 orang dan maksimal satu kampung, hehe. Permainan kasti ini menggunakan bola kasti [bola tennis] dan pemukul bola yang terbuat dari kayu atau balok dan di mainkan di lapangan [ya iyalah, masa disungai]. Para pemain yang berada diposisi regu pemukul harus melewati 3 tonggak [tiang atau base] dan kembali ke rumah [home].
Cara bermain:
Sebelum pertandingan dimulai kedua regu melakukan suit** terlebih dahulu untuk menentukan regu mana yang akan menjadi regu pemukul bola dan regu penjaga. Suit dilakukan oleh induk [kapten] dari masing-masing regu. Yang menang suit akan menjadi regu pemukul dan yang kalah akan menjadi regu penjaga. Setelah itu kedua regu berdiri pada posisi masing-masing. Regu pemukul bola berdiri di garis yang sudah ditentukan yang dinamakan dengan rumah [home] Setiap pemain di regu pemukul mempunyai kesempatan untuk memukul bola sebanyak 3 kali. Pada pukulan ketiga si pemukul harus berlari menuju tonggak 1. pemukul harus memukul bola dengan kuat dan tajam, agar bola tidak bisa ditangkap oleh regu penjaga, dan kalau si regu penjaga belum berhasil mendapatkan bola [misalnya, bola kastinya masuk ke semak-semak, atau kerumah penduduk yang dekat dengan tempat bermain tersebut, hehe) maka pemukul tadi bisa langsung berlari, ke tonggak 2, tonggak 3, atau juga bisa pulang (home run, kayak dipermainan base ball). Nah apa kabar kalo si penjaga berhasil mendapat bola saat si pemukul yang berlari belum nyampe ke tujuan (tonggak, 1, 2, 3, atau home run). Disini nih serunya, tim penjaga harus bisa bekerja sama dengan teman-teman setimnya, dalam mengoper bola ke teman yang lebih dekat sama pelari atau bisa langsung melempar dan membakom [gebok] pelari [pemain pemukul] tersebut dengan bola, dan si pelari juga harus berlari kencang dan juga cekatan untuk menghindar dari gebokkan bola tim penjaga, misalnya dengan cara melompat atau bersalto, sehingga bola tersebut meleset dan tidak mengenai tubuh si pelari. Tapi kalo bola tersebut mengenai si pelari, selain si pelari kesakitan kena bola bakom, timnya juga harus rela berganti posisi menjadi tim penjaga dan tim penjaga [tim lawan] menjadi tim pemukul bola. tim yang lama bertahan menjadi pemukul bola dalam waktu pertandingan berlangsung, yang akan menjadi pemenangnya.
Yang sangat penting dalam permainan ini adalah kerja sama dalam tim [team work].

2. pin pin atau tim tim
Masi bermain dengan menggunakan bola, tapi kali ini kita menggunakan bola kaki. Pemainnya lebih dari 2 orang [kalo rame lebih seru lagi]. Sistem permainannya hampir sama kayak maen petak umpet. Bedanya kalo di permainan petak umpet yang harus dijaga atau yang jadi base nya adalah tembok, pohon kayu, atau tiang listrik. Di permainan pin pin ini yang harus di jaga adalah bola kaki.
Tempat permainan : Di lapangan bola, perkarangan sekolah, di lapangan apa saja, asal jangan di kuburan :p
Cara bermain:
Sebelum memulai pertandingan, para pemain melakukan gambreng***. Yang kalah gambreng akan menjadi pemain penjaga atau disebut rimo [harimau], dan pemain yang lain bersembunyi. Bola diletakkan di dalam lingkaran kecil seukuran bola tersebut. Kemudian salah satu pemain menendang bola itu jauh-jauh. Dan pemain yang lain segera bersembunyi pada saat rimo mencari atau mengejar bola. [si penendang bola tadi juga tentunya]. Rimo mengejar bola yang ditendang tadi, memungut dan meletakkan kembali bola tersebut ke lingkaran. Setelah itu baru mencari pemain-pemain lain yang bersembunyi. Disini si rimo harus lihai dan waspada, Pada saat mencari teman-teman yang bersembunyi si rimo juga harus menjaga dan mengawasi bola tersebut, karna salah satu dari pemain yang bersembunyi tadi bisa saja keluar dan tiba-tiba menendang bola tersebut lagi tanpa dia ketahui. Bila ada pemain yang ketahuan maka si rimo harus segera berlari ke arah bola dan menyentuhnya dengan kaki, sambil berteriak menyebut nama pemain yang ketahuan itu, misalnya pemain yang ketahuan itu namanya gugun, maka si rimo akan berteriak “GUGUN PIN !!!” sambil menyentuh bola. Dan begitu seterusnya. Rimo harus menemukan semua pemain. Kalo semua pemain bisa ditemukan maka pemain yang pertama ditemukanlah yang menjadi rimo selanjutnya. Tapi bila rimo tidak berhasil, dan salah seorang pemain yang belum di temukan berhasil menendang bola tersebut maka pemain yang sudah ketahuan tadi tadi batal semua dan bisa bersembunyi lagi. dan si rimo yang malang ini kembali mengejar bola, memungut, dan meletakkannya di tempat semula serta mulai mencari lagi pemain yang bersembunyi, capeeeeeee deyhhhh…tapi asli seru banget :) Yang sangat penting dalam permainan ini adalah tanggap situasi [maksudnya???]

3. Patah Pinggang [batu kayang]
Bukan, ini bukan goyang patah-patah Anisa Bahar [yeee, sapa juga yang bilang gitu :p].
Mungkin kalo mendengar namanya agak sedikit extream ya?? Tapi permainan ini asik banget lho :p, Permainan patah pinggang adalah permaianan melempar batu dengan gaya atau posisi kayang yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih, seolah-olah pinggang pemain akan patah saat melakukan kayang, biasanya dimainkan oleh anak-anak cewek, tapi cowok juga boleh ikut main kalo mau :p. di permainan ini yang sangat diperlukan adalah kelenturan tulang si pemain, si pemain dituntut harus bisa kayang, untuk penderita osteoporosis dilarang melakukan permainan ini, hehe :p
Tempat bermain: di halaman rumah, halaman sekolah, jangan pernah mencoba bermain di kantor kepala sekolah, pokoknya jangan !! :p
Persiapan bermain:
Permainan ini bisa dilakukan secara berkelompok [tim], dan bisa juga main tunggal. Setiap pemain terlebih dahulu mencari dua buah batu yaitu untuk batu induk [batu yang menjadi objek lempar], batu induk ini sebaiknya yang berbentuk pipih agar mudah ditancapkan ketanah ukuran batunya kira-kira sebesar telapak tangan, atau bisa lebih besar lagi. dan batu satunya lagi digunakan untuk batu pelempar batu induk, ukurannya lebih kecil dari batu induk. Langkah pertama adalah membuat dua garis di tanah, garis pertama untuk meletakkan batu induk Dan garis yang kedua untuk garis start melempar [tempat si pemain melempar]. Jarak garis pertama ke garis kedua kira 3 meter. Masing-masing pemain menancapkan batu induk ke tanah secara sejajar. Jarak batu induk antara batu induk pemain yang satu dengan yang lain kira-kira 30 cm.
Cara bermain:
Para pemain menggenggam batu pelempar masing-masing [ingat, digenggam bukan diemut, apalagi dimakan :p] dan berdiri pada garis start, posisinya menghadap lurus dan sejajar dengan batu induk. Kemudian dihitung sampai 3, pemain melempar serentak batu pelempar ke batu induk. Cara melemparnya seperti melempar bola dalam permainan bowling. Yaitu jika kita melempar batu dengan tangan kanan, maka saat melempar batu, kita harus menekuk kaki kiri dan membungkukkan badan, serta kaki kanan dalam posisi ke belakang, lalu lepas/lemparkan batu usahakan batu terlempar kuat dan mengenai batu induk hingga batu induk tersebut jatuh/rebah ke tanah. Bila batu induk tidak jatuh maka pemain harus mengulanginya lagi. bila batu induk jatuh maka pemain akan melanjutkan permainan dengan gaya melempar yang lain, seperti meletak batu pelempar di atas permukaan kaki kanan, lalu melemparnya ke batu induk, dan lain-lain sesuai peraturan yang ditetapkan oleh para pemain, hingga si pemain melempar dengan gaya/posisi kayang. Setelah berhasil melempar dengan posisi kayang, terakhir si pemain mencabut batu induk yang ditancapkan di tanah dengan posisi kayang. Bila berhasil maka pemain tersebut akan mendapat 1 poin, dan begitu seterusnya.
Buset dah, selesai maen ini dijamin pulang kerumah sambil kayang, hehe.

Yang sangat penting dalam permainan ini adalah kelenturan tulang.
***
Sebenarnya masih banyak sekali permainan tradisional yang pernah kami mainkan waktu kecil dulu, untuk kali ini segini dulu deh soalnya aku sudah lupa gimana cara bermainnya, emm kayaknya aku mesti nanya ama teman-temanku dulu nih, siapa tau ada yang masi ingat, seperti permainan galah panjang atau galah asin, patok lele, ping pong bakom, piring pecah, kring kring jongkok, lempar kertas rokok, lempar orang [yang ini ga ding], dan yang lainnya. Atau diantara kamu!! eN kamu !! ada yang tau, plis sharing donk :) berbagi pengalaman masa kecil itu asyik lho, ayukk buat kamu yang pernah melakukan permainan tradisional ceritain donk di blogmu, biar bisa menjadi inspirasi untuk yang lain, dan permainan tradisional bisa dilestarikan kembali [tsah].

PS: Cara bermain permainan2 di atas tidak menurut standart resmi, tapi peraturan yang kami sepakati saat bermain waku itu.

Keterangan:
*melempar bola dengan kuat ke tubuh pemain lawan [tim pemukul bola].
**mengundi dengan mengadu tebakan jari oleh dua orang, jari yang dipakai yaitu, jari jempol [gajah], telunjuk [manusia], kelingking [semut]. Sistem menang kalahnya adalah gajah menang melawan manusia, manusia menang melawan semut dan semut menang melawan gajah. Dua tebakan suit yang sama menghasilkan seri atau draw / even.
***sebuah cara untuk menentukan siapa yang menang dan kalah dengan menggunakan tangan yang dilakukan oleh minimal tiga peserta. gambreng cukup populer dan hampir dipergunakan diberbagai belahan dunia.

1 komentar:

Veni mengatakan...

Patah pinggang, patuk lele, benteng, statak hmmmm jadi kangen....